Selasa, 25 Juli 2017

JALAN CINTA SYEKH SITI JENAR - DR. PURWADI M.HUM

Gerakan Mistik Kultural Menantang Hegemoni Para Wali
Beli: Centro Buku Bekas, Rp. 35.000
diva press, 2004
253hal
 abdi dalem adipati Ageng Pengging Ageng Tingkir ajaran bagai Baginda Maha Prabu berhatur sembah berkata Bintoro Brahmana datang Dimas disebutkan duduk Duta Dwarawati fana Handayaningrat hati hatinya hingga hukum ilmu istana jalan Jawa Junjungan Kakang Kakulah kamu Kanjeng Kyai Ageng Kanjeng Pangeran Kanjeng Sunan Kudus Kebo Kenongo kisah kraton Kuwero lama layang-layang lembut Maha Prabu Brawijaya Majapahit mantri masjid Masjid Agung Demak mati meng menghadap menjawab mistik Nabi Khidir Nyai Rondho Kim Pajang-Pengging Pandhanarang perjalanan Prabangkoro punggawa putra Rahadyan Joko Prabangkoro Rondho Kim Liyong rupawan saat Sang Kaisar Agung Sang Maha Prabu Sang Putri Dewi satria segera Seh Malaya sejati seluruh Serat Sesudah shalat Sri Baginda Sri Paduka sufi Suluk Suluk Wujil Sunan Bonang Sunan Drajat Sunan Giri Sunan Kalijaga Sunan Kudus sungguh syariat Syekh Malang Sumirang Syekh Siti Jenar tahap tanpa tarekat teramat tiada tiba Tionghoa titah tokoh Wujil Tuhan utusan wali Widyastuti yakni zikir

Sebagai muara cintanya pada rakyat kecil, Syekh Siti Jenar mengembangkan gerakan mistis kultural untuk mengimbangi dominasi struktural Kerajaan Demak Bintoro yang didukung oleh majelis ulama yang tergabung dalam dewan Wali Songo. Koalisi strategis antara umara dan ulama ini ditujukkan untuk mereduksi barisan oposisi yang dipimpin oleh ki Kebo Kenongo seorang bangsawan Majapahit yang telah tersingkir dari kancah perpolitikan yang seideologi dengan gerakan mistis kultiral Syekh Siti Jenar yang berarah pada pembebasan.

Aliansi gerakan oposisi Ki Kebo Kenongo sebagai representasi gerakan politik dan Syekh Siti Jenar sebagai representasi gerakan kultural ini berujuan untuk melecutkan "budaya tandingan" terhadap hegemoni kekuasaan formal. Mereka berusaha membuat cakrawala pemikiran yang berujung pada katarsis spiritual. Dan terbukti gerakan ini sudah menggoncangkan kemapanan Kerajaan demak Bintoro dan otoritas spiritual Wali, sehingga mendapat reaksi yang keras bahkan berujung pada "kematian".

Buku "Pembebasan Kultural Syekh Siti Jenar ini menggabarkan proses dialektika sosial pada masa awal perkembangan Islam, menggambarkan rangkaian nuansa sosial-politik pada masa awal perkembangan Islam di Tanah Jawa beserta jubelan intrik konflik semacam itulah lahir figur Syekh Siti Jenar yang sangat fenomenal dan kontroversial.

"Hidup itu adalah mati. Mati itu adalah hidup." pekik Syekh Siti Jenar.

Beli Buku: Cek di Centro Buku Bekas


Tidak ada komentar:

Posting Komentar